Retrospeksi

Lewat Djam Malam: Sejarah Kegelisahan Bekas Pejuang

Damar Juniarto·28 Juni 2012

Lewat Djam Malam menarik dilihat sebagai dokumen sejarah, terutama dari titik berdiri kita sekarang. Upaya restorasi yang dilakukan ternyata tidak hanya menjaga warisan budaya visual kita. Ini adalah upaya pelestarian ingatan sejarah, sumber pengetahuan agar kita mampu menghargai bekas pejuang.

Karya Retrospeksi

·4 mins read·2370 views

Lewat Djam Malam: Bulan Madu Panjang Militer dan Birokrasi

Windu Jusuf·27 Juni 2012

Sosok Iskandar dalam Lewat Djam Malam sekadar terpuruk dalam melankoli berkepanjangan. Tapi dari pesimisme itu kita pun senantiasa dituntut mengoreksi kegagalan-kegagalan perubahan politik yang pernah terjadi seraya membayangkan kemungkinan lain. Sebuah posisi yang tidak nyaman, tentunya.

Karya Retrospeksi

·9 mins read·908 views

Lewat Djam Malam: Revolusi, Impian, dan Jalan Buntu

Adrian Jonathan Pasaribu·26 Juni 2012

Rumornya setiap pemimpin negara dunia ketiga membisikkan hal serupa sehari setelah kemerdekaan: “Sekarang masalah sebenarnya dimulai”. Indonesia tak terkecuali. Ada harga tersendiri yang harus dibayar para pejuang untuk mengisi kemerdekaan, yang Usmar Ismail paparkan dalam mahakaryanya pada 1954: Lewat Djam Malam.

Karya Retrospeksi

·5 mins read·1101 views

Hour of the Wolf: Horor Sadar-Tak-Sadar

Makbul Mubarak·14 April 2012

Hour of the Wolf adalah satu-satunya film horor yang dibuat oleh Ingmar Bergman, sutradara kenamaan Swedia. Alih-alih terpengaruh oleh tradisi genre horor, Bergman tetap membuat film horornya dengan bahan baku yang sama persis ketika ia membuat drama keluarga, drama religius, bahkan komedi romantis. Banyak close-up, gaya bercerita lambat, penuh jeda dramatik, dingin, dan kaku.

Karya Retrospeksi

·5 mins read·930 views

Ali Topan Anak Jalanan: Memberontak dari Kegagalan Institusi Sosial

Gayatri Nadya·30 Maret 2012

Ali Topan hadir dengan mengusung semangat crossboy, generasi yang berada di persimpangan jalan. Ketika Ali Topan Anak Jalanan diluncurkan tahun 1977, Jakarta baru saja mengalami banyak pembangunan lokasi ikonik seperti Pekan Raya Jakarta, Monas, sampai tempat judi. Banyak wajah baru dimunculkan untuk memenuhi kota yang masih kosong tersebut.

Karya Retrospeksi

·4 mins read·9200 views

Manusia 6.000.000 Dollar: Sebatas Parodi dan Translasi Judul

Angga Rulianto·27 Maret 2012

Dalam Manusia 6.000.000 Dollar, Warkop DKI tak terlalu peduli dengan kekuatan super dari organ tangan dan kaki bionic (biology electronic) yang mahal dan berdesain rumit tersebut. Mereka lebih bersemangat untuk bercanda ria seperti yang selama ini mereka lakukan.

Karya Retrospeksi

·6 mins read·6207 views

Setan Kredit: Menapaki Ironi Tangga Kelas Sosial

Gayatri Nadya·25 Maret 2012

Ciri khas dari komedi Warkop DKI adalah komedi slapstick dengan simbol-simbol tertentu. Sepanjang tiga puluh tahun, formula itu terus-menerus digunakan, dan dalam Setan Kredit (1981) digunakan sebagai medium untuk mengkritik sekaligus menertawakan wacana 'kredit' yang populer kala itu.

Karya Retrospeksi

·4 mins read·5083 views

Muallaf: Mata Rantai Terlemah Boleh Jadi yang Paling Kuat

Windu Jusuf·7 Februari 2012

Sebagaimana yang dilakukan oleh generasi baru sineas Malaysia, Yasmin Ahmad menyasar anak muda sebagai penonton film-filmnya, yang sering dipandang generasi tua dengan penuh curiga sebagai mata rantai terlemah. Muallaf justru dibuat dengan kesadaran bahwa mata rantai terlemah boleh jadi adalah yang paling kuat, terutama ketika tradisi mesti digempur.

Karya Retrospeksi

·3 mins read·448 views

Karya

Jatuh Cinta Seperti di Film-film: Memilih Mawas, Menolak Malas

Like & Share: Yang Tidak Tertangkap Layar dari Rekaman KBGO

Before, Now & Then (Nana): Bertahan Karena Mimpi, Bermimpi Karena Tahan

Karsa

Gejala dan Agenda Perfilman untuk Pemilu 2024

Laura Mulvey: Kenikmatan Visual dan Sinema Naratif

Pulgasari dan Godzilla: Sentimen Anti-Asia di Balik Prasangka tentang Korea Utara

Persona

Lebaran Kelas Pekerja Bersama Buruh Layar Lebar

Mengenang Advent Bangun

Gibran Rakabuming Raka: Biasa Nonton Film Biasa

Loka

Konferensi Freedom Film Network: Sensor Film Malaysia untuk Siapa?

Bersinema Bersama di Temu Komunitas Film Indonesia 2018

Di Balik Layar Perak: Budaya Film di Surabaya, 1950-1970

Klasik

Usmar Ismail: Masa Pra Gestapu, Sejarah Hitam Perfilman Nasional

Usmar Ismail: Meninjau Dunia Film

Usmar Ismail: Orang-orang Hollywood, Hanya dengan Optimisme Bisa Bangun Studio Film

Lewat Djam Malam: Sejarah Kegelisahan Bekas Pejuang

Lewat Djam Malam: Bulan Madu Panjang Militer dan Birokrasi

Lewat Djam Malam: Revolusi, Impian, dan Jalan Buntu

Hour of the Wolf: Horor Sadar-Tak-Sadar

Ali Topan Anak Jalanan: Memberontak dari Kegagalan Institusi Sosial

Manusia 6.000.000 Dollar: Sebatas Parodi dan Translasi Judul

Setan Kredit: Menapaki Ironi Tangga Kelas Sosial

Muallaf: Mata Rantai Terlemah Boleh Jadi yang Paling Kuat