Home
dokumenter

dokumenter

You and I: Mereka yang Masih Sempat Jadi Cerita

·
Kaminah dan Kusdalini adalah pasangan yang beruntung. Meski badai mendera, mereka masih bisa menua bersama. Lebih dari itu: mereka masih sempat jadi cerita. Ratusan, ribuan, atau mungkin jutaan penyintas lain tidak memiliki kesempatan serupa. Dengan merekam momen-momen terakhir Mbah Kam dan Mbah Kus, You and I menyiratkan akhir dari sebuah masa, yang di baliknya menanti sebuah dunia tanpa penyintas 1965. Ketika masa itu tiba, kita kehilangan satu sisi penting dalam pergumulan identitas kita sebagai bangsa.
KaryaResensi
·6 mins read·3790 views

Maaf, Kami Punya Segudang Maaf

·
Maaf adalah kata sakti. Setidaknya, ia bisa menyelesaikan banyak kasus pelanggaran hak cipta di Indonesia. Semua maaf yang terdengar selama ini sejatinya menyiratkan isu mendasar dari kasus pelanggaran hak cipta: ketimpangan kuasa. Pada konteks ini, somasi Ucu Agustin terhadap penayangan filmnya oleh Kemendikbud menjadi penting sebagai pengingat keruhnya ekosistem perfilman di Indonesia.
EsaiKarsa
·4 mins read·1424 views

Rupa-rupa Pendanaan Dokumenter

·
Secara umum ada tiga sumber dana untuk memproduksi film dokumenter: 1) stasiun televisi atau broadcaster, 2) lembaga donor, dan 3) lokakarya. Masing-masing menuntut komitmen dari pembuat film, masing-masing punya peluang dan tantangannya sendiri. Seorang pembuat film bisa cocok dengan satu model pendanaan, tapi tidak dengan model lainnya.
LokaTinjauan
·19 mins read·3988 views

Pertanyaan untuk Bapak: Peliknya Eksplorasi Asal-usul

·
Pertanyaan Untuk Bapak adalah penjelajahan atas penggalan-penggalan masa silam—dari problem keluarga hingga seksualitas—yang turut berkontribusi membentuk si pembuat film itu sendiri, sekaligus medan yang dipilih untuk mengkonfrontir warisan-warisan yang serba tidak enak itu. Terlepas dari keistimewaan itu, eksekusi filmnya kedodoran di sana-sini.
KaryaResensi
·4 mins read·2507 views

Bisakah Senyap Dipercaya?

·
Senyap dirayakan, dipuja, dan didukung oleh para aktivis hak asasi manusia. Komnas HAM bahkan memberikan surat dukungan tertulis terhadap pemutaran film ini. Pertanyaannya, bagaimana mungkin mereka mendukung film yang eksploitatif terhadap narasumbernya, film yang menciptakan stigma baru terhadap pihak yang tak berdaya, film yang etika pembuatannya patut dipertanyakan? Apakah memang etika tidak diperlukan, demi menegakkan HAM?
KarsaSketsa
·11 mins read·27241 views
ISSN 2477-6130