Sekali film dilihat sebagai produk kultural, maka ia akan selalu tampak sebagai gejala modernitas, yang tak pernah bisa lepas dari kapitalisme, industrialisme, budaya urban, dan massa yang tersentralisasi. Ada baiknya berhenti sejenak dan merenung, kenapa bisa wacana film-sebagai-seni bisa meloncat begitu jauh menjadi wacana film-sebagai-produk-kultural-ideologis?
Gotot Prakosa adalah praktisi senior film Indonesia. Dari tangannya lahir film yang disebut-sebut sebagai ‘film Indonesia terbaik sepanjang zaman’, judulnya Tjoet Nja Dhien, bikinan tahun 1986. Ia sudah bekerja dengan banyak sekali sosok kunci perfilman nasional, seperti Teguh Karya, Eros Djarot, dan Slamet Rahardjo.