Avatar photo
Raksa Santana

Sarjana Psikologi yang berbelok ke pascasarjana Komunikasi. Mulai menulis untuk Cinema Poetica pada 2013. Sempat menjadi wartawan, editor rubrik film di Jurnal Ruang, juru program pemutaran film di Bentara Budaya Jakarta, dan editor buku di Kepustakaan Populer Gramedia. Sekarang bekerja di agensi kreatif, dan entah bagaimana masih menyempatkan waktu untuk menjadi penulis dan editor lepas.

Raksa Santana

Another Colour TV: Penonton Bukan Benda Mati

·
Logika yang ingin ditawarkan film ini tidak berada pada tataran mikro yang kausalistik, seperti misalnya, karena menonton tayangan-tayangan sinetron sarat kekerasan, keluarga fulan menjadi penuh pertengkaran. Bukan seperti itu. Another Colour TV menarik level dokumentasinya jadi lebih luas. Caranya dengan menjabarkan khasanah acara-acara televisi dalam negeri dan memposisikan subjek dokumentasi sebagai anonim.
KaryaResensi
·4 mins read·778 views

Maryam: Demi Tuan, Aku Rela Menyelundup Ke Gereja

·
Pada Maryam, Sidi Saleh berhasil menggiring protagonis ke gereja dengan menggunakan sosok tuan yang psikopatologis dan titah “jangan menelepon”-nya sang nyonya (kakaknya si pria). Maryam juga tidak ujuk-ujuk ada di atas panggung bikinan pembuat film. Ia naik bajaj dulu, ia tanya-tanya satpam dulu, ia sempat enggan untuk masuk gereja dulu, dan akhirnya ia mengganti model jilbabnya dulu sebelum ikut misa.
KaryaResensi
·5 mins read·7897 views

Horison: Ngopi Atau Psikoterapi?

·
Secara keseluruhan, karakterisasi dan teknis film Horison mungkin baik. Tapi pertanyaan yang lebih penting adalah jalur seperti apa yang mereka tempuh? Ke mana kemudian mereka berlabuh? Seperti apa cerita filmnya? Dan bagaimana logika pada film dapat terpenuhi saat film berakhir? Sayangnya, sulit sekali merangkum cara Horison memenuhi logikanya, karena film ini bahkan tidak memiliki dasar logika yang jelas.
KaryaResensi
·8 mins read·889 views

Sepatu Baru: Berpayung pada Hujan, Berpegang pada Gang

·
Dalam sebuah film, hujan kadang hanya menjadi pelengkap momen-momen dramatis. Kehadirannya dipasangkan dengan adegan tangis-tangisan, perpisahan, kematian, atau ciuman. Namun tidak sama halnya dengan hujan pada film Sepatu Baru. Kehadiran hujan pada Sepatu Baru tidak hanya sebagai pemanis visual, melainkan sebagai motif keseluruhan.
KaryaResensi
·4 mins read·3923 views

Fitri: Lari dari Alienasi, Lari dari Logika

·
Film Fitri belumlah utuh secara logika, namun visualisasi alienasinya menjadi suatu hal yang istimewa. Seorang pekerja yang tidak bisa merayakan momennya, seorang pekerja seks yang tidak bisa malam-takbiran, memiliki kesan yang kuat pada narasi dan visual–terutama saat Fitri berpakaian minim berlarian di malam takbiran.
KaryaResensi
·4 mins read·1343 views

Silenced: Kronologi Disia-siakannya Manusia

·
Melalui Silenced, Ariani Darmawan menyediakan “sepatu” untuk para penontonnya: sepatu yang biasa dipakai oleh orang-orang yang dilumpuhkan, yang bisa digunakan untuk mengingat kembali caranya berempati. Caranya: penonton diposisikan sebagai tokoh wanita yang disakiti seorang pelaku yang tidak dapat penonton lihat.
KaryaRetrospeksi
·5 mins read·891 views
ISSN 2477-6130